program-pertukaran-santri-di-ptkis-mulai-bulan-depan-sudah-bisa-mendaftar

Program Pertukaran Santri di PTKIS, Mulai Bulan Depan Sudah Bisa Mendaftar

Jember, kuasarakyat.com – Program Pertukaran Santri yang digagas oleh Forum PTKIS (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta), mulai bulan depan yakni Maret sudah mulai dibuka pendaftarannya, santri yang ingin mengikuti program ini, sudah bisa mendaftar. Hal ini disampaikan Dr. KH. Kholilurrohman, M.Pd selaku ketua Pimpinan PTKIS se Tapalkuda Jawa Timur pada acara workshop PTKIS yang digelar di STIQOD (Sekolah Tinggi Al Qodiri) Gebang Jember Senin (7/2/2022).

“Kegiatan pertukaran Santri di PTKIS ini merupakan program kebijakan Kemenag, yang meminta kepada seluruh perguruan tinggi dibawah Kemenag untuk melakukan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), dan program PTKIS ini bagian dari kebijakan tersebut, dimana program ini akan dimulai bulan depan, yakni minggu ketiga bulan Maret, dan untuk santri yang ingin mengikuti program ini bisa langsung mendaftar di masing-masing kampusnya,” ujar Gus Kholil panggilan Dr. KH. Kholilurrohman.

 

Gus Kholil menjelaskan, bahwa tujuan dari program pertukaran santri ini, yang paling utama adalah meningkatkan SDM Mahasiswa di kalangan Santri, dan juga bagian dari memikirkan karir dosen terkait Tridarma. “Tujuan dari program ini, yang pertama adalah untuk meningkatkan SDM Santri atau Mahasiswanya, dan untuk memikirkan karir dosennya terkait dengan Tridarma (pengabidan),” beber Gus Kholil.

|Baca Juga: Gelar Workoshop, PTKIS se Tapalkuda Luncurkan Program Pertukaran Santri

Gus Kholil juga menambahkan, bahwa program yang saat ini dibahas hanya diikuti oleh PTKIS yang berbasis pesantren saja dan dibawah naungan Kemenag, sedangkan Kampus Swasta yang dibawah naungan Kemendikbud akan diagendakan pada acara dualconference yang juga akan digelar dalam waktu dekat.

“Untuk program pertukaran santri ini, hanya diikuti oleh PTKIS berbasis Pesantren dibawah naungan Kemenag, karena saat pertukaran santri, kami tidak perlu melakukan pembinaan atau memberikan diklat terlebih dahulu, karena antar pesantren pola pendidikannya tidak jauh beda, hanya budayanya saja yang berbeda, jadi lebih mudah dalam mengarahkan,” jelasnya.

Sedangkan bagaimana untuk kampus swasta yang dibawah naungan Kemendikbud, Gus Kholil menyatakan, bahwa program tersebut memang sudah dilakukan penjajakan, namun tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat, hal ini dikarenakan budaya mahasiswa dibawah naungan kemendikbud berbeda dengan mahasiswa dibawah naungan Kemenag.

“Untuk kampus swasta di bawah naungan Kemendikbud, juga saat ini sudah diprogramkan, namun tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena budaya mahasiswanya berbeda, misal ada mahasiswa dibawah naungan Kemendikbud mau belajar di IAIDA Blokagung, tentu kami harus memberikan diklat terlebih dahulu, untuk mengajari mahasiswanya menjadi santri, berbeda dengan yang dari PTKIS berbasis pesantren,” jelasnya.

Gus Kholil juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada UNUJ (Universitas Nurul Jadid) Paiton Probolinggo yang telah mempunyai ide ini, tidak hanya sekedar ide, tapi UNJU juga telah menghibahkan websitenya untuk digunakan oleh forum PTKIS.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada UNUJA yang telah menghibahkan websitenya untuk kegiatan PTKIS ini, karena bagaimanapun juga forum PTKIS membutuhkan website untuk memudahkan masyarakat maupun mahasiswa dalam menggali informasi terkait program ini,” pungkas Gus Kholil. (Ma)